Mengenal Calon Presiden Anis Rasyid Baswedan Karir, Pendidikan dan Asmara -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Mengenal Calon Presiden Anis Rasyid Baswedan Karir, Pendidikan dan Asmara

Sabtu, 29 April 2023 | 10.26.00 WIB Last Updated 2023-04-29T04:13:08Z

Calon Presiden Anis Baswedan/Instagram @anisrasyidbaswedan

POJOKINSPIRA.COM -- Anies Rasyid Baswedan yang akrab disapa Anies sering menjadi perbincangan publik belakangan ini. Pasalnya, mantan Gubernur Jakarta ini resmi deklarasikan dirinya sebagai calon presiden pada pemilu 2024 diusung partai Nasdem. 


Diketahui  sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017, banyak kebijakan dan program yang dilaksanakan Anis  untuk mengubah DKI Jakarta sebagai kota Metropolita, meskipun harus diakui banyak pihak yang mendukung atau tidak dari gebrakan tersebut. 


Contohnya, pembangunan formula E atau balap mobil listrik di Ancol, proyek Jakarta International Stadium (JIS) berstandar FIFA, dan masih banyak proyek lainnya. 

 

Menarik untuk mengenal lebih dalam profil Anies Baswedan, mulai dari riwayat pendidikan, karier, hingga penghargaan yang pernah diraih. 


Dikutip dari berbagai sumber bahwa, Laki-laki berusia 53 tahun itu lahir di Kuningan, Jawa Barat, pada 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. 


Dia memiliki 2 orang adik, yakni Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan. Anies dibesarkan di Yogyakarta. Dia mulai mengenyam pendidikan pada usia 5 tahun di Taman Kanak-kanak (TK) Masjid Syuhada. Menginjak usia 6 tahun, Anies masuk ke Sekolah Dasar (SD) Laboratori, Yogyakarta. 


Pada masa kecilnya, Anies dikenal sebagai seseorang yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Setelah menyelesaikan pendidikan dari SD Laboratori, Anies melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Yogyakarta. 


 Berdasarkan rangkuman dari berbagi sumber memberitahukan, bahwa ketika Anies duduk di bangku SMP, dia aktif dalam beberapa organisasi seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). 


Dia juga menjabat pengurus bidang humas yang dijuluki sebagai "seksi kematian", karena tugasnya mengabarkan kematian. Kemudian, Anies Baswedan juga pernah menjadi ketua panitia tutup tahun di SMP-nya. 


Lalu, Anies melanjutkan pendidikannya di Sekoma Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama 300 orang Ketua OSIS se-Indonesia. 


Sebuah pencapaian yang membanggakan bagi Anies ketika dia terpilih menjadi Ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985. Pada 1987, dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. 


Hal tersebut membuatnya harus menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989. Setelah kembali ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. 


Anies bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia (TVRI) cabang Yogyakarta dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional. D


Deretan pendidikan dan pengalaman tersebut membuat Anies semakin aktif berkiprah dalam kegiatan akademik dan non-akademik sejak masa mudanya. 


Oleh karena itu, setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Anies melanjutkan pendidikannya ke Universitas Gajah Mada (UGM), salah satu universitas terbaik di Indonesia dan banyak menyabet penghargaan. 


Dia diterima bergabung di Fakultas Ekonomi pada 1989-1995. Saat kuliah di UGM, Anies tetap aktif berorganisasi. Dia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam, atau HMI lalu menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM. 


Di fakultasnya, Anies berhasil menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidangi kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada waktu itu. 



Hal yang membanggakan lagi, dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992 dan membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan di Universitas Gajah Mada 


Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memposisikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan oleh kongres pada 1993. 


Selama masa kepemimpinannya, dia memulai gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra. 


Anies turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta. 


Ketika sedang duduk di bangku kuliah, tepatnya pada 1993, Anies mendapat beasiswa dari JAL Foundation untuk mengikuti kuliah pada musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. 


Adapun beasiswa itu, dia mendapatkannya setelah memenangkan sebuah lomba menulis dengan tema tentang lingkungan. 


Pada 1995, Anies mendapat gelar sebagai Sarjana Ekonomi (Bachelor of Science equivalent) dari Fakultas Ekonomi Universitas gajah mada  Yogyakarta, Indonesia. 


Kemudian, dia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Maryland, College Park, Amerika Serikat (AS). 


Setelah menyelesaikan pendidikan S1, dia menikah dengan perempuan bernama Fery Farhati Ganis, tepatnya pada 11 Mei 1996. 


Fery bukanlah perempuan biasa, sebelum menikah dengan Anies, ternyata dia memiliki deretan profesi mentereng dan berhasil meraih banyak prestasi. 


Setelah menikah dengan Anies, Fery turut mendukung suaminya dengan aktif dalam berbagai bidang. Fery sendiri pernah menjabat sebagai Ketua PKK DKI Jakarta, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi DKI Jakarta, Bunda PAUD Provinsi DKI Jakarta, Penasihat Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi DKI Jakarta, dan Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi DKI Jakarta. 


Fery juga sering diundang sebagai pembicara di berbagai lembaga dan organisasi. Dia menjadi ibu dari empat orang anaknya bernama Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, dan Ismail Hakim Baswedan. 


Meskipun sudah menikah, Anies tidak berhenti untuk menimba ilmu. Dia melanjutkan pendidikan S2. Pada 1998, dia mendapat gelar sebagai Master of Public Management, Sekolah Urusan Publik dari Universitas Maryland. 


Tak lelah menimba ilmu, kemudian dia juga melanjutkan pendidikan di Northern Illinois University, AS. Tepat pada 2004, dia menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar Doctor of Philosophy, Departemen Ilmu Politik dari Universitas tersebut. 


Ketika sedang menimba ilmu S3, dia berkarier sebagai Research Assistant di Kantor Penelitian, Evaluasi, dan Studi Kebijakan, Northern Illinois University pada 2000 sampai 2004. 


Setelah menyelesaikan pendidikan S3, Anies tetap berkiprah dalam banyak hal. Dia sering berkarier dan mendapat posisi bergengsi yang membuat dia semakin dikenal oleh publik. 


Pada 2004-2005, Anies berkarier sebagai Research Manager, IPC Inc., Bannockburn, Illinois, USA.   



Kemudian, dia melanjutkan kariernya sebagai Senior Researcher, Lembaga Survei Indonesia pada 2005 hingga 2007. 


Bukan hanya itu, dia juga berkarier di National Advisor for decentralization and regional autonomy, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, selama satu tahun tepatnya pada 2006-2007. 


Kemudian, Anies melanjutkan kariernya di Research Director, Institut Indonesia, Pusat Analisis Kebijakan Publik, pada 2005 hingga 2009. 


Pada 2007, Anies juga menjabat sebagai Rektor dan Presiden di Universitas Paramadina Presiden. Cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan itu disebut sebagai rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia, yakni ketika masih berusia 38 tahun. 


Anies juga dikenal sebagai anggota Dewan Pemimpin Muda untuk Indonesia di Jakarta, sejak 2008 hingga sekarang. 


Anies pun menjabat sebagai Dewan Penasehat Bina Antarbudaya di Jakarta, Indonesia sejak 2009 sampai sekarang. 


Pada 2010-2013, dia menginiasi gerakan Indonesia mengajar dan menjabat sebagai Founder dan Chairman di Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. Kemudian, Anies mulai terjun dan berkarier dalam dunia pemerintahan di Indonesia. 


Dia menjabat sebagai anggota Panitia Seleksi Komisaris KPU dan Bawaslu, selama satu tahun, tepatnya pada 2011 hingga 2012. 


Sejak 2009, dia menjabat sebagai Dewan Manajer AMINEF di Jakarta hingga 2013. Mulai September 2013, Anies diangkat sebagai Dewan Pengawas AMINEF di Jakarta, Indonesia hingga saat ini. 


Puncak karier Anies terjadi pada 2014, dia terpilih sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam Kabinet kerja masa kerja 2014 hingga 2019. 


Selain deretan pendidikan dan karier menterang yang dipaparkan di atas, Anies juga berhasil mendapat banyak penghargaan dan mengikuti banyak konferensi bergengsi di luar negeri.  


penghargaan yang pernah diraih oleh Anies Baswedan adalah: 


1. Program Tahun AFS in South Milwaukee Senior High School, USA (1987). 


2. Beasiswa JAL from JAL Foundation, Japan (1993). 


3. Program Penghargaan Mahasiswa ASEAN from USAID – USIA – NAFSA (1998). 


4. Beasiswa Fulbright from The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). (1997 - 1998). 


5. William P. Cole III Fellowship from School of Public Policy, University of Maryland, USA (1998). 


6. Beasiswa ICF in New York (1999-2003). 


7. Gerald S. Maryanov Fellow from Northern Illinois University, USA (2004). 



8. Top 100 Intelektual Publik from Foreign Policy Magazine (2008). 


9. 20 Angka Masa Depan Dunia "20 Orang 20 Tahun" from Foresight Magazine, Tokyo, Japan (April 2010). 


10. Pemimpin Global Muda from World Economic Forum at Tanzania (June 2010). 


11. Nakasone Yasuhiro Awards (June 2010). 12. 500 Muslim Paling Berpengaruh (2010). 


13. Pengunjung Internasional untuk Tahun Akademik 2010 - 2011 (Mei 2011). 


14. Penghargaan Soegeng Sarjadi untuk Inisiatif Hak Asasi Manusia (Oktober 2011). 


15. Anugerah Integritas Nasional from Komunitas Pengusaha Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia (Agustus 2013). 


16. Penghargaan Tokoh Inspiratif from Anugerah Hari Sastra Indonesia (Juli 2013). 


17. Dompet Dhuafa Award 2013 from Dompet Dhuafa (Juli 2013). 18. Penghargaan emas from Rakyat Merdeka (Juni 2013). 


Sementara itu juga banyak konferensi yang pernah dihadiri oleh Anies Baswedan baik dalam maupun luar negeri. 


×
Berita Terbaru Update