Patung Ken Arok/wikipidia |
POKOKINSPIRA.COM -- Kenarok dan Kendedes adala dua sejoli yang dilahirkan dari sejarah kerajaan Singasari di Malang Jawa Timur.
Diketahui bahwa pada masa kejayaannya, Singasari adalah kerajaan besar namun penuh konflik hingga akhirnya menyerah pada Jayakatwang Raja Kediri.
Kerajaan Singasari berdiri pada tahun 1222, adapun raja pertama yang memimpin Singasari adalah Ken Arok hingga tahun 1227.
Berikut perjalanan Sejarah Ken Arok dari merebut kendedes hingga tewas di ujung keris Mpu Gandring yang pojokinspira.com kutip dari berbagai sumber.
Dalam sebuah legenda, Ken Arok merupakan anak hasil hubungan gelap antara seorang wanita bernama Ken Endog dari Desa Panawijen dengan Batara Brahma. Namun setelah lahir, Ken Arok dibuang ibunya di sebuah pekuburan, yang kemudian ia ditemukan dan dibawa pulang oleh pencuri ulung.
Diceritakan bahwa dari ayah angkatnya ini, Ken Arok belajar tentang segala siasat, taktik perjudian, pencurian, dan perampokan.
Dalam perjalanannya, Ken Arok dewasa dikenal sebagai perampok yang sangat ditakuti di wilayah Tumapel.
Dan pada suatu saat, Ken Arok berkenalan dengan Lohgawe seorang brahmana yang mampu merubah kebiasaan buruk Ken Arok dan menjadi prajurit Tumapel.
Ken Arok Mendapatkan Ken Dedes
Tunggul Ametung, akuwu Tumapel, memperistri Ken Dedes, putri Mpu Purwa dari Panawijen dan menghasilkan seorang putra bernama Anusapati.
Pada suatu hari, Ken Dedes pulang ke Panawijen untuk menjenguk ayahnya.
Saat Ken Dedes turun dari kereta kerajaan, angin bertiup kencang dan menyingkap bagian bawah kainnya. Ken Arok yang bertugas mengawal kereta Ken Dedes sempat melihat sekilas betis istri Tunggul Ametung tersebut.
Dlaam penglihatan Ken Arok, betis Ken Dedes memancarkan sinar menyilaukan. Peristiwa itu tidak dapat hilang dari ingatan Ken Arok, yang kemudian Ken Arok menanyakan peristiwa tersebut pada Mpu Purwa.
Sang Mpu menjelaskan bahwa Ken Dedes ditakdirkan sebagai wanita yang akan menurunkan raja-raja di Pulau Jawa.
Keris Mpu Gandring
Kemudian, Ken Arok memesan sebuah keris kepada Mpu Gandring, Mpu di Tumapel.
Prose pembuatan yang terbilang lama, membuat Ken Arok tidak sabar menunggu pembuatan keris untuk menjadi senjata yang ampuh.
Atas keridak sabarannya itu, KenbArok marah lalu merebut keris yang belum selesai dan menikam Mpu Gandring sang pembuat keris tersebut.
Menjelang ajal, Mpu Gandring mengutuk bahwa Ken Arok akan mati di ujung keris dan keris akan meminta korban tujuh nyawa.
Ken Arok meminjamkan keris tersebut pada temannya yang senang pamer, yaitu Kebo Ijo.
Masa Balik ke Zaman Ken Arok? Kebo Ijo memamerkan keris itu pada teman-teman prajuritnya bahwa keris tersebut adalah miliknya.
Suatu saat, Ken Arok mencuri keris dari Kebo Ijo lalu menggunakan untuk membunuh Tunggul Ametung.
Dengan sendirinya, tuduhan jatuh pada Kebo Ijo. Sementara, Ken Arok berhasil menggantikan kedudukan Tunggul Ametung sebagai akuwu dan menikahi Ken Dedes.
Ken Arok Raja Pertama Singasari Setelah menjadi akuwu, Ken Arok menaklukkan Kerajaan Kediri yang diperintahkan Raja Kertajaya (1191-1222).
Ia mendirikan Kerajaan Singasari dan menobatkan diri menjadi Raja Singasari pertama dengan gelar Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.
Keturunan Ken Arok Dari Ken Dedes, Ken Arok mendapatkan putra yang bernama Mahisa Wongateleng, sedangkan dari Ken Umang, ia mendapatkan putra Tohjaya.
Kutukan Mpu Gandring mulai berlaku, Ken Arok dibunuh dan digantikan kedudukannya oleh Anusapati menggunakan keris Mpu Gandring.
Anusapati dibunuh dan digantikan kedudukannya oleh Tohjaya. Kemudian, Tohjaya dibunuh dan diganti kedudukannya oleh Ranggawuni, anak Anusapati.
Ranggawuni dinobatkan sebagai raja dengan gelar Jayawisnuwardhana dan memerintahkan Singasari pada 1227 hingga 1268. Dan Jayawisnuwardana digantikan oleh putranya, Joko Dolog yang bergelar Kertanegara (1268-1292).
Kertanegara merupakan Raja Singasari terakhir, karena pemerintahannya ditumbangkan Raja Kediri, Jayakatwang. Jayakatwang berhasil dikalahkan menantu Kertanegara yang bernama Raden Wijaya.
Raden Wijaya merupakan keturunan Mahisa Wongateleng dan Raja Udayana di Bali. Kemudian, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.