Elang dan Kalkun, Sebuah Kisah Penuh Pelajaran dalam Mengarungi Hidup -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Elang dan Kalkun, Sebuah Kisah Penuh Pelajaran dalam Mengarungi Hidup

Minggu, 20 November 2022 | 15.52.00 WIB Last Updated 2022-12-13T03:59:53Z

POJOKINSPIRA.COM --Diceritakan pada dahulu kala, bahwa Burung Elang bersahabat baik dengan Burung Kalkun. Bahkan dimanapun mereka berada, kedua sahabat tersebut selalu bersama. 

Maka tidak aneh bagi manusia sering melihat kedua Burung tersebut terbang bersama bersebelahan melintasi udara bebas.

Pada kesempatan saat mereka sedang terbang,Burung Kalkun berbicara pada Burung Elang, “Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perutku sudah keroncongan nih!”. Ujar Burung Kalkun. 

Kemudian Burung Elang membalas : “Kedengarannya ide yang bagus”.

Lalu kedua burung itu melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan untuk bergabung dengan mereka. Elang dan Kalkun mendarat di dekat dengan seekor Sapi. 

Sapi ini tengah sibuk makan jagung ,namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, “Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini”.

Ajakan ini membuat Elang dan Kalkun terkejut. Mereka tidak biasa jika ada yang berbagi makanan dengan mudahnya. Elang bertanya, “Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu pada kami?”. Sapi menjawab, “Oh, kami punya banyak makanan disini. 

Tuan Petani memberi kami apapun yang kami inginkan”. Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Kemudian, Kalkun menanyakan lebih jauh lagi tentang Tuan Petani.

Sapi menjawab, “Dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak perlu bekerja untuk mendapatkan makanan”. Kalkun tambah bingung, “Maksudmu, Tuan Petani itu memberikan semua yang ingin kamu makan?”. Sapi menjawab, “Tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal.” 

Burung Elang dan Burung Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka harus mencari makanan dan bekerja untuk mendapatkan naungan.

Ketika sudah waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang, “Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok untuk dijadikan sarang. Disamping itu saya juga telah lelah harus selalu bekerja agar dapat hidup.”

Elang juga goyah dengan pengalaman ini, “Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa imbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk mendpatkan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik”.

Akhirnya, setelah memikirkan semuanya Kalkun memutuskan untuk menetap dimana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia sangat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan yang membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan salam berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangannya untuk petualangan baru yang ia pun tidak tahu apa yang menantinya di masa depan.

Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja. Dia tumbuh menjadi burung gemuk dan pemalas. Namun suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari raya Thanks giving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan bahwa sudah waktunya untuk pergi dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan sahabat baiknya, si Elang.

Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas sehingga tidak dapat terbang, dia hanya bisa menggerak-gerakkan sayapnya. 

Pada akhirnya di Hari spesial keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap. 

Selamat merenungi pelajaran hebat dari kisah diatas kawan... 


×
Berita Terbaru Update